You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.

Sistem Informasi Desa Cabi

Kec. Simpang Empat, Kab. Banjar, Prov. Kalimantan Selatan
Info
Selamat Datang di Website Desa Cabi Kecamatan Simpang Empat

Desa Cabi Banjar jadi desa inovatif Kalsel


Desa Cabi Banjar jadi desa inovatif Kalsel

Martapura, - Desa Cabi di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan, dinobatkan sebagai desa inovatif karena banyak inovasi yang dilakukan warga desa dengan mengubah barang yang tidak berguna menjadi bermanfaat.

Pembakal atau Kepala Desa Cabi Pahrul Hidayat di Martapura, Kamis mengatakan, predikat sebagai desa inovatif merupakan kali kedua yang diperoleh salah satu desa di wilayah Kecamatan Simpang Empat itu.

"Cukup banyak inovasi yang sudah dihasilkan warga sehingga mendapat predikat sebagai desa inovatif dua kali berturut-turut tahun 2017 dan 2018 sehingga menjadi kebanggaan kami semua," ujarnya.

Disebutkan, inovasi yang sudah dihasilkan diantaranya menyulap tumbuhan eceng gondok menjadi sendal, pabrik batako, budidaya lebah madu hingga timbangan balita berbentuk pesawat tempur.

Dijelaskan, barang atau kerajinan tangan yang berhasil diproduksi itu berbahan tumbuhan eceng gondok yang selama ini tumbuh subur di sungai maupun rawa tetapi belum dimanfaatkan maksimal.

"Melalui inovasi dan kreativitas tangan-tangan terampil masyarakat desa berhasil diciptakan barang yang lebih berguna memanfaatkan bahan baku tumbuhan yang sebelumnya kurang berguna," ungkapnya.

Menurut Pembakal, Desa Cabi yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Martapura ibukota Kabupaten Banjar bukan wilayah yang kaya akan sumber daya alam seperti kawasan lain di kabupaten setempat.

Namun, keinginan masyarakat desa yang ingin maju dan berinovasi sangat tinggi, sehingga tidak susah mengajak mereka berkreasi dengan memanfaatkan potensi alam sekitar yang selama ini tidak dimanfaatkan.

"Melalui modal dana desa, warga dibimbing Dinas Perindustrian dan Perdagangan memanfaatkan eceng gondok untuk dijadikan berbagai kerajinan seperti sendal dan tempat tisu yang laku dijual," ucapnya.

Dikatakan, inovasi lainnya yang dikerjakan warga, mengembangkan ternak lebah madu khususnya madu kelulut yang berasal dari lebah atau ngengat yang berkembangbiak di pohon dan kebun karet.

"Kawasan kebun karet potensial dikembangkan menjadi budidaya lebah madu sehingga selain dapat hasil kebun karet, mereka mendapat penghasilan tambahan dari menjual madu kelulut," ujarnya.

Tenaga Ahli Inovasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Pamugi mengatakan, setiap desa memang dituntut berinovasi sesuai potensi daerah masing-masing.

"Inovasi seperti ini yang sangat diharapkan melalui dana desa dan mampu memproduksi barang yang lebih berguna sehingga dapat lebih meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Bagikan artikel ini:
Komentar